Perawatan dan Pemasteran Murai Trotolan, Semakin berkurangnya burung Murai batu di hutan dan juga semakin banyaknya penangkar-penangkar Murai batu rumahan di berbagai daerah, menjadikan burung Murai anakan trotol cukup banyak diminati dan dicari oleh penyuka burung Murai.
Memelihara Murai batu dari trotolan selain harganya yang lumayan terjangkau, murai batu dari anakan juga lebih mudah dibentuk dan disiapkan karakternya untuk burung lomba yang akrab dengan lingkungan manusia nantinya.
Namun demikian, untuk memelihara murai batu dari trotolan perlu perawatan dan penanganan yang cukup intens supaya murai yang dirawat dari nol tersebut bisa benar-benar menghasilkan sesuatu yang kita harapkan.
Yaitu burung bisa menjadi burung jawara lomba atau minimal menjadi burung murai yang gacor dengan isian yang variatif.
Tetapi keluhan-keluhan tentang burung murai trotol yang tidak juga mau bunyi meski sudah mulai berumur kerap dikeluhkan oleh pemilik burung murai dari trotolan, meskipun kualitas pakan dan EF sudah digenjot.
Jadi bagaimana merawat Murai trotol supaya mau bunyi ?
Pemilihan keturunan dianggap sebagai salah satu kunci wajib pemilihan Murai batu trotol, jika indukan murai trotol tergolong indukan berkualitas, maka burung trotol cepat bunyi.
Hal tersebut berupa teori dan dianggap ada benarnya juga.
Namun selain faktor genetika dari keturunan, pola perawatan juga tidak bisa dikesampingkan dan merupakan hal wajib untuk mempercepat burung trotol cepat matang dan bunyi. Berikut ini perawatannya.
Pentingnya pengembunan rutin, mandi dan jemur merupakan salah satu perawatan harian wajib dengan tambahan aneka vitamin dan nutrisi yang baik untuk burung trotolan.
Selain perawatan harian yang sudah biasa dan standar diterapkan pada burung kicauan lainnya, pemasteran murai trotolan yang masih muda juga penting diperhatikan.
Pemasteran harus disesuaikan dengan usia burung. Karena burung yang masih terlalu muda jika dipaksa dengan suara yang berat-berat dan keras justru menjadi stress dan malas bunyi.
Daftar Isi
Pemasteran murai Trotolan
Berikut ini metode pemasteran yang bisa diterapkan pada murai batu trotolan yang masih muda, dikutip dari blog omkicau.
Murai trotol berumur kurang dari 1 bulan
Pada umur tersebut, beri suara masteran yang ringan-ringan seperti suara kolibri ninja, gelatik watu atau Pleci.
Hal tersebut bertujuan untuk memancing burung muda mau belajar mengeluarkan suara kicauannya.
Baca Juga : Ciri-Ciri Murai Batu Medan Yang Perlu Sahabat Ketahui
Murai trotolan dengan umur 1 s/d 2 bulan
Suara pleci, glatik watu dan kolibri ninja tetap diberikan tetapi pada usia tersebut mulai ditambah dengan suara ciblek, burung pelatuk, tengkek, kenari hingga suara-suara seperti suara serangga.
Materi suara-suara tersebut dianggap sebagai suara dasar yang nantinya bisa menggantikan suara alam atau suara aslinya.
Murai trotolan dengan umur diatas 2 bulan
Pada usia burung diatas 2 bulan biasanya burung sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih baik, menjadikan pada usia tersebut proses pemasteran bisa menggunakan suara-suara yang lebih berat dan kasar seperti suara cililin, cucak jenggot, lovebird, dan sebagainya.
Suara-suara kasar tersebut diharapkan bisa menjadi suara tembakan khas dari burung Murai tersebut ketika di atas gantangan lomba.
Perawatan harian yang intens dan teratur, serta didukung dengan cara pemasteran yang disesuaikan dengan usianya, diharapkan ketika murai batu dewasa akan memiliki mental dan kecerdasan yang lebih tinggi daripada burung-burung seumurannya.
Baca Juga : Burung Sun Conure Paruh Bengkok Yang Naik Daun
Demikian informasi menarik seputar Perawatan dan Pemasteran Murai Trotolan masih bakalan . Nantikan artikel informatif seputar hobi dan burung lainnya dari Hypetuts.com, ya.
Semoga bermanfaat!