Jika kita berbicara tentang aktifitas menulis, maka hasil atau luaran dari aktfitas tersebut adalah tulisan.
Tulisan, secara harfiah, dapat diartikan sebagai kumpulan dari beberapa paragraf.
Dalam penulisan artikel misalnya, setidaknya sebuah artikel harus memiliki 3 paragraf: pembuka, isi, penutup.
Paragraf sendiri terbagi atas 5 jenis paragraf, kesemuanya akan kita bahas satu per satu setelah ini.
Dalam pembahasan nantinya juga akan diberikan tips menulis masing-masing paragraf.
Oleh karena itu akan rugi sekali jika anda tidak membaca artikel ini dengan seksama. Siap,
Daftar Isi
Pengertian paragraf
Sebelum kita tenggelam dalam pembahasan mengenai 5 jenis paragraf yang saya janjikan di paragraf pembuka artikel ini, baiknya kita coba kenalan dengan si paragraf itu.
Pengetahuan ini memang umum dan diajarkan pada materi pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, tapi mengulang sedikit tidak masalah kan, ya?
Secara sederhana paragraf dapat diartikan sebagai kumpulan dari beberapa kalimat yang memiliki satu atau dua kalimat utama.
Artinya, kalimat-kalimat dalam suatu paragraf harus berkaitan satu sama lain dan mendukung kalimat utama.
Kalimat utama adalah kalimat induk dari suatu paragraf, bisa berupa fakta/opini yang dikuatkan oleh kalimat-kalimat pendukung setelah/sebelumnya.
Jika masih kurang jelas, kita lanjut membahas jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama.
Jenis paragraf berdasarkan letak kalimat
Sebuah paragraf dapat dibagi berdasarkan letak/posisi kalimat utamanya, pembagian menurut letak kalimat utama ini terbagi 3, yaitu:
Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang memiliki kalimat utama di awal paragraf tersebut.
Pola penulisan paragraf ini adalah dari umum ke khusus.
Gagasan utama atau ide pokok berada pada kalimat pertama.
Berikut contoh dari paragraf deduktif ini:
Menjaga kesehatan tubuh bagi pelajar sangat penting.
Ketika seorang pelajar sehat maka ia dapat belajar dengan baik dan prima.
Tubuh yang sehat akan membuat pikiran ikut sehat sehingga proses belajar akan lebih mengena.
Sebaliknya ketika tubuh tidak sehat akan berdampak pada turunnya stamina dan belajar.
Selain itu, tubuh yang tidak sehat akan memberikan pengaruh kepada pikiran sehingga proses belajar akan terhambat.
Kalimat yang ditebalkan adalah kalimat utamanya, sedangkan gagasan utamanya adalah kesehatan tubuh bagi pelajar.
Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang memiliki kalimat utama di akhir paragraf (kebalikan dari paragraf deduktif).
Pola penulisan paragraf ini adalah dari khusus ke umum. Gagasan utama atau ide pokok berada pada kalimat terakhir.
Sebagai contoh, kita dapat merombak contoh miliki si deduktif tadi, seperti ini:
Tubuh yang sehat akan membuat pelajar dapat belajar dengan baik dan prima.
Selain itu, tubuh yang sehat juka akan membuat pikiran menjadi sehat sehingga proses belajar akan menjadi efektif.
Namun, ketika tubuh tidak sehat maka akan berdampak pula pada menurunnya stamina dan semangat belajar.
Tubuh yang tidak sehat juga akan mempengaruhi pikiran sehingga proses belajar menjadi terhambat. Oleh karena itu menjaga kesehatan tubuh sangat penting bagi pelajar.
Kalimat yang ditebalkan adalah kalimat utama yang sudah dipindahkan ke akhir paragraf.
Paragraf Campuran
Selain deduktif dan induktif, sebuah paragraf bisa juga ditulis dengan metode campuran.
Dengan kata lain, paragraf campuran memiliki kalimat utama di awal dan akhir paragraf.
Pola penulisan adalah umum > khusus > umum. Sebagai contoh kita bisa menggabung kedua paragraf di atas, menjadi:
Menjaga kesehatan tubuh bagi pelajar sangat penting. Tubuh yang sehat akan membuat pelajar dapat belajar dengan baik dan prima.
Selain itu, tubuh yang sehat juka akan membuat pikiran menjadi sehat sehingga proses belajar akan menjadi efektif.
Namun, ketika tubuh tidak sehat maka akan berdampak pula pada menurunnya stamina dan semangat belajar.
Tubuh yang tidak sehat juga akan mempengaruhi pikiran sehingga proses belajar menjadi terhambat.
Oleh karena itu pelajar harus menyadari pentingnya menjaga kesehatan tubuh.
Nah, sekarang kita sudah selesai pada save point pertama mengenai jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya, selanjutnya kita akan bahas jenis paragraf berdasarkan tujuannya.
Jenis paragraf berdasarkan tujuannya
Baiklah, sekarang kita lanjut ke jenis paragraf berdasarkan tujuannya penulisannya. Untuk ini kita bisa membagi paragraf menjadi 5 jenis sebagai berikut:
- Paragraf narasi
- Paragraf deskripsi
- Paragraf persuasi
- Paragraf eksposisi
- Paragraf argumentasi
- Paragraf narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang memiliki alur atau rangkaian peristiwa yang disusun secara berurut.
Biasanya paragraf ini dipakai pada penulisan fiksi (seperti cerpen atau novel) atau pada penulisan non-fiksi (biografi, catatan perjalanan, cerita nyata).
Dalam narasi juga kerap diikut sertakan sudut pandang, tokoh serta latar.
Agar lebih jelasnya anda bisa memperhatikan contoh di bawah ini:
Setiap pagi Randi selalu bangun terlambat, ia baru bangkit dari tempat tidurnya pada pukul 6.00 pagi.
Akibat kebiasaan ini Randi sering diomeli ibunya karena selalu terlambat salat subuh, mandi, sarapan dan berangkat sekolah.
Hampir tiap hari Randi terlambat datang ke sekolah dan ia harus dihukum oleh guru piket karena kelalaiannya itu.
Adapun cara atau tips buat anda agar mudah menulis narasi adalah: Tentukan sudut pandangnya (sudut pandang siapa yang akan dipakai, apakah “aku”, “kamu” atau “dia”).
Tentukan rentang waktu yang ingin anda jelaskan. Carilah hal-hal yang memungkinkan terjadi di rentang waktu itu. Susunlah kalimat anda bagai aliran air dari hulu ke hilir.
Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menjelaskan sesuatu objek tertentu baik itu secara penglihatan, pendengaran maupun penciuman.
Maksud penulisan paragraf deskripsi adalah agar pembaca dapat merasakan gambaran yang diberikan oleh penulis.
Untuk lebih jelasnya mari kita baca contoh berikut ini:
Tubuhnya tidak terlalu tinggi, ia pun tidak terlalu besar.
Jika dibandingkan dengan teman-teman dalam timnya ia adalah yang paling pendek.
Selain itu badannya juga tidak besar dan tidak pula kecil. Ia seperti perawakan orang Indonesia pada umumnya.
Bahkan, selain tubuhnya itu, suaranya juga kecil untuk ukuran seorang anak laki-laki.
Hanya saja, ia mampu melompat dengan tinggi dan ia mampu berlari dengan lincah.
Oleh karena itulah ia mampu menjadi pemain inti dalam tim basket sekolah kami.
Objek deskripsi bisa bermacam-macam, boleh makhluk hidup atau benda mati.
Sebagaimana tujuan deskripsi, untuk mengajak pembaca membayangkan gambaran yang diberikan penulis, maka cara penulisan paragraf deskripsi harus memberikan informasi yang lengkap.
Jika anda ingin mendeskripsikan seorang perempuan cantik anda harus menjelaskan semua syarat kecantikannya; anda tidak bisa hanya mengatakan hidungnya mancung sehingga ia cantik.
Selanjutnya, jika anda melibatkan lebih banyak indera, sangat disarankan untuk menyelesaikan deskripsi dari satu indera terlebih dahulu sebelum masuk ke indera lainnya.
Jelaskan apa yang dilihat mata dahulu baru kemudian apa yang didengar telinga dan seterusnya.
Paragraf Persuasi
Sebagaimana namanya, paragraf persuasi adalah paragraf yang memuat sebuah persuasi atau ajakan.
Paragraf persuasi berusaha untuk mempengaruhi pembaca.
Lebih jelasnya mari kita lihat contoh di bawah ini:
Menulis itu tidak sulit, persepsi kita saja yang membuatnya tampak sulit.
Anda hanya butuh meluangkan waktu untuk memegang alat tulis atau papan ketik, berhadapan dengan kertas atau layar.
Setelah itu tugas anda amat sangat sederhana: memindahkan apa yang anda pikirkan di kepala ke dalam media menulis anda.
Biarkan kata-kata anda mengalir tanpa beban hingga pada akhirnya purna menjadi sebuah tulisan.
Jadi, bagaimana menurut anda, menulis itu tidak sulit, bukan? — dari artikel Cara Termudah Menulis Bagi Pemula
Paragraf di atas berisi konten ajakan untuk “menulis”, dengan kata lain saya memberikan persuasi kepada pembaca IlmuKata.com untuk menulis.
Anda bisa menulis paragraf persuasi pada ajakan-ajakan lainnya.
Cara menulis paragraf persuasi sangatlah mudah, bayangkan saja bagaimana anda mengajak adik/anak/teman/lainnya untuk melakukan sesuatu sembari menjelaskan kenapa mereka harus melakukan itu.
Contohnya pada kasus “ajakan membuang sampah pada tempatnya”. Untuk cara penulisan bisa menggunakan metode deduktif, induktif atau campuran seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Paragraf Eksposisi
Ekspos berarti mengabarkan. Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memuat informasi atau berita.
Berbeda dengan paragraf persuasi, paragraf eksposisi hanya untuk menginformasikan sesuatu tanpa berusaha mempengaruhi pembaca.
Isi paragraf harus berdasarkan fakta yang bisa dipertanggung jawabkan, sehingga paragraf eksposisi hanya dipakai untuk penulisan ilmiah dan non-fiksi.
Apa yang baru saja anda baca sebentar ini adalah contoh dari paragraf eksposisi itu sendiri 🙂
Cara menulis paragraf eksposisi adalah dengan memenuhi kaidah 5W+1H yaitu what, when, where, who, why dan how.
Anda tidak mesti memenuhi keenam elemen itu, anda cukup menggunakan yang dibutuhkan sehingga informasi yang anda tulis dalam paragraf eksposisi anda cukup.
Paragraf Argumentasi
Argumentasi berarti pendapat. Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi pendapat dari penulis. Tulisan yang dituliskan dengan paragraf ini disebut sebagai opini.
Sama halnya dengan paragraf persuasi, paragraf argumentasi juga dapat mempengaruhi pembaca. Lantas, bagaimanakah contoh dari paragraf argumentasi itu? Seperti inilah kira-kira:
Menulis itu amat penting. Menulis adalah pekerjaan yang melibatkan intelektualitas, dengan kata lain jika ada orang yang pintar menulis bisa dipastikan ia memiliki intelektualitas yang bagus.
Menulis akan mengasah otak untuk berpikir sistematis.
Cara penulisan paragraf argumentasi yang baik pada dasarnya sama dengan penulisan paragraf lainnya, anda memerlukan gagasan utama atau ide pokok yang akan dimuat dalam kalimat utama.
Kalimat utama anda adalah argumen utama yang harus anda kuatkan dengan argumen-argumen lain pada kalimat pendukung.
Semakin baik kalimat pendukung anda maka akan semakin kuat argumentasi anda. Bahkan jika perlu, tambahkanlah beberapa fakta terkait.
Kecenderungan pada satu jenis paragraf
Pada umumnya seorang penulis memiliki satu kecenderungan utama.
Ia akan lebih nyaman menulis satu jenis paragraf ketimbang jenis yang lainnya.
Sebagai misal saya yang lebih suka menulis narasi, atau kenalan saya yang sering menulis opini suka paragraf argumentasi.
Pun anda cenderung pada satu jenis paragraf, anda tetap harus mempelajari menulis paragraf yang lainnya, sebab dalam satu tulisan sangat mungkin untuk melampirkan lebih dari 1 jenis paragraf.
Sekarang kita telah mengetahui 5 jenis paragraf dan cara menulisnya, sisanya adalah mencoba menulisnya.
Produk dari paragraf narasi adalah prosa, paragraf deskripsi adalah review atau ulasan produk, paragraf persuasi adalah iklan, paragraf eksposisi adalah berita dan paragraf argumentasi adalah opini. Lantas, manakah dari kelima jenis paragraf itu yang ingin anda tulis?