Membaca sebuah karya sastra memang memerlukan waktu yang tak sedikit, tak seperti ketika kita nonton film yang biasanya berdurasi satu hingga dua jam lalu tamat.
Novel romantis ditulis yang sezaman dengan kita akan lebih mudah dicerna karena penyampaian bahasanya telah familiar dengan bahasa kita sehari-hari.
Baca Juga : 5 Sebab Lukisan Mona Lisa Sangat Mahal? Ini Sebabnya
Pernahkah kamu baca novel klasik? Dengan latar waktu, tempat, dan suasana, serta gaya bahasa yang tentu berbeda seolah bikin kamu menelusuri hieroglif kuno dengan ungkapan-ungkapan yang tak sepaham.
Daftar Isi
Novel Romantis Klasik
Tapi tak ada salahnya loh, sesekali menyelami novel-novel romantis klasik yang sarat akan makna, pun bikin kita semakin cinta karya sastra Indonesia.
Siti Nurbaya, Bukan Cerita Perjodohan Tapi Pengorbanan
Karya klasik yang begitu terkenal dengan kasih tak sampai antara Sitti dan Samsul Bahri ini mengusung budaya Minang zaman penjajahan Belanda.
Datuk Maringgih yang menikahi Sitti digambarkan oleh Marah Rusli sebagai seorang rentenir tua yang licik dan rakus.
Jika kamu baca karya ini, bukan cerita perjodohan seperti yang kita dengar, tapi lebih kepada pengorbanan Sitti Nurbaya untuk menyelamatkan ayahnya yang sakit-sakitan supaya
tidak masuk penjara hingga rela dipinang oleh rentenir yang telah membakar habis toko-toko ayahnya.
Azab Dan Sengsara, Kepatuhan Pada Orangtua Menjadi Alasan Perjodohan
Merari Siregar, pengarang yang mendalangi sebuah cerita konflik perjodohan antar tokohnya Mariamin dan Aminu’din begitu kental dengan adat Melayu Batak, Sipirok.
Di novel romantis ini kamu bakalan nemu ketulusan dan ketaatan seorang anak pada orangtuanya, nilai sosial yang tinggi, dan sikap saling menghormati meski si tokoh jahat nyata-nyata membenci dan menghina.
Di Bawah Lindungan Ka’bah, Kesabaran dan Pengorbanan Diuji
Ketika kamu memutuskan untuk membaca novel romantis ini, gaya bahasa Melayu begitu mendominasi keseluruhan cerita.
Lewat jalur emosional, Buya Hamka mengajak rekreasi perjalanan kisah cinta antara Hamid seorang yatim dan Zaenab, putri ayah angkatnya.
Konflik batin terjadi ketika Hamid yang mencintai Zaenab diminta ibunya agar mau menikah dengan lelaki pilihan orangtuanya.
Bumi Manusia, Roman Intelek yang Patut Menyabet Penghargaan Karya Sastra
Dikemas secara apik oleh sang penulis, Pramoedya Ananta Toer yang waktu itu diasingkan di pulau Buru.
Novel pertama dari Tetralogi Buru ini menggunakan bahasa yang lumayan harus mikir, kamu harus bersabar dan belajar. Inti dari novel ini memang harus belajar.
Bingkaian cerita roman antara manusia pribumi terpelajar bernama Minke dan seorang Indo anak seorang gundik Nyai Ontosoroh melahirkan pemikiran-pemikiran dan perlawanan pada masa Hindia Belanda di Surabaya.
Kamu juga bakal dibuat berpikir bahwa menderitanya seorang gundik (wanita yang dijual kepada Belanda) di kalangan masyarakat yang berjuang sampai ia menjadi pengusaha.
Sepotong Senja Untuk Pacarku, Segumul Cinta yang Tak Pada Tempatnya
Kumpulan cerpen roman karya Seno Gumira Ajidarma ini begitu menggemparkan dunia tatkala sang tokoh utama Sukab mencuri sepotong senja lengkap dengan deburan ombak dan pasir pantai.
Namun rupanya sepotong senja itu laksana hujan risih bagi mantan kekasih yang tak mencintainya, si Alina yang telah bersuami dan punya anak.
Fiksi apik yang dibungkus cantik lengkap dengan perangko ini menyedot manusia-manusia yang super sibuk agar santai sejenak untuk sekedar menikmati senja yang bahkan untuk menikmatinya tak perlu merogoh kocek. Bila kamu merasa suasana hatimu tak kunjung membaik, mungkin kurang piknik.